Bulan Juni tahun lalu, disela-sela proses recording album ketiga mereka,  Matt dan teman-teman satu bandnya – Michael “Padge” Paget, Jason “Jay”  James dan Michael “Moose” Thomas – menyewa sebuah mobil dan  mengendarainya ke arah Selatan melalui Pacific Coast Highway yang  memiliki pemandangan indah menuju Huntington Beach, California untuk  mengunjungi teman-teman mereka di Avenged Sevenfold. Sejak kedua band  ini berbagi panggung di berbagai daerah di Amerika pada 2008 Taste Of  Chaos tour mereka telah menjadi teman dekat, dan para personil Bullet  sangat menantikan saat bersantai bersama teman-teman mereka setelah  sebulan penuh secara intensif melakukan proses rekaman di Document Room  Studios. Mereka menemukan para personil Avenged juga sedang berada dalam  kondisi yang baik, bercerita tentang kegembiraan akan album yang akan  datang dan siap untuk berpesta. Melihat saudaranya dari seberang  samudera, drummer Avenged Jimmy “The Rev” Sullivan melemparkan dirinya  ke atas empat orang itu, bergulat dengan setiap orang sampai ke lantai  dan berusaha, dengan sebuah usaha menunjukkan kemgembiraan yang  primitif, untuk menggigit mereka. Sang drummer, ucap Matt dengan senyum  gembira, “off his tits.”
Tujuh bulan kemudian, pada bulan Januari tahun ini, Matt kembali berada di Huntington Beach, dalam suasana yang secara mencolok lebih ramai. Hari itu adalah hari pemakaman Jimmy Sullivan, dan Matt berdiri di dalam dapur rumah vokalis Avenged M.Shadows a.k.a. Matt Sanders, mereka berdua dikelilingi rangkaian bunga untuk mendiang teman mereka. Shadows memperdengarkan pada frontman Bullet tersebut sebuah demo dari lagu terbaru A7X, sebuah balada piano indah yang ditulis dan dinyanyikan oleh Jimmy. Dan dalam suasana tersebut, bisnis musik, dan semua kesuksesan band mereka, semua penjualan album dengan penghargaan gold, semua pertunjukan dengan yang terjual habis, semua review yang bersinar-sinar, tampak sama sekali tidak penting bagi kedua sahabat tersebut.
“Sesuatu dari meninggalnya The Rev membuka cara pandang tentang apa yang paling penting,” ucap Matt. “Saya rasa saya telah bertumbuh dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Maksud saya, saya menghargai dan sangat bersyukur atas hidup yang saya miliki; Saya memiliki wanita yang memuja saya, saya memiliki rumah yang indah, saya memiliki banyak teman yang sangat hebat, saya tidak menginginkan hal yang lain lagi, sebaliknya sebelum band ini saya tidak peduli dengan apapun. Saya dicintai di rumah, berhutang pada orang tua saya, saya tidak mempunyai apapun. Tapi saya juga mengetahui bahwa di luar sana banyak prioritas yang lebih besar dibandingkan hanya diri saya sendiri.”
Tujuh bulan kemudian, pada bulan Januari tahun ini, Matt kembali berada di Huntington Beach, dalam suasana yang secara mencolok lebih ramai. Hari itu adalah hari pemakaman Jimmy Sullivan, dan Matt berdiri di dalam dapur rumah vokalis Avenged M.Shadows a.k.a. Matt Sanders, mereka berdua dikelilingi rangkaian bunga untuk mendiang teman mereka. Shadows memperdengarkan pada frontman Bullet tersebut sebuah demo dari lagu terbaru A7X, sebuah balada piano indah yang ditulis dan dinyanyikan oleh Jimmy. Dan dalam suasana tersebut, bisnis musik, dan semua kesuksesan band mereka, semua penjualan album dengan penghargaan gold, semua pertunjukan dengan yang terjual habis, semua review yang bersinar-sinar, tampak sama sekali tidak penting bagi kedua sahabat tersebut.
“Sesuatu dari meninggalnya The Rev membuka cara pandang tentang apa yang paling penting,” ucap Matt. “Saya rasa saya telah bertumbuh dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Maksud saya, saya menghargai dan sangat bersyukur atas hidup yang saya miliki; Saya memiliki wanita yang memuja saya, saya memiliki rumah yang indah, saya memiliki banyak teman yang sangat hebat, saya tidak menginginkan hal yang lain lagi, sebaliknya sebelum band ini saya tidak peduli dengan apapun. Saya dicintai di rumah, berhutang pada orang tua saya, saya tidak mempunyai apapun. Tapi saya juga mengetahui bahwa di luar sana banyak prioritas yang lebih besar dibandingkan hanya diri saya sendiri.”


0 komentar:
Posting Komentar